Puncak Jaya – Seorang polisi di Tingginambut, Puncak Papua, Bripka Rahmat Affandi, diusulkan menjadi salah satu kandidat penerima Hoegeng Awards 2024 oleh pembaca detikcom bernama Mayang Diantami. Mayang mengatakan, lewat konten-konten video yang diunggah di media sosial oleh Bripka Affandi, dia menjadi lebih memahami situasi warga di pedalaman Papua, dan mencintai Papua.
Mayang mengusulkan Bripka Affandi yang dikenal dengan nama ‘Ulagay Tingginambut 21’ atau ‘Bang Ula’ di media sosial, dengan mengisi formulir online di tautan ini. Mayang merupakan salah satu pengikut kanal YouTube Bang Ula.
Mayang mengatakan pertama kali mengetahui sosok Bang Ula sekitar 6 bulan lalu melalui akun Youtube ULAGAY TINGGINAMBUT21. Dia memang sedari awal memiliki ketertarikan dengan konten-konten kehidupan di Papua.
Mayang mengatakan dia merasakan ketulusan Bang Ula dalam melayani masyarakat di Tingginambut, Papua. Mayang kerap menonton video Bang Ula barter bahan makanan dengan warga.
Mayang menuturkan dulu dia berpikir Papua adalah wilayah yang rawan dan tak ramah untuk anak. Namun video-video yang dibagikan Bang Ula merubah pandangannya.
“Sebelumnya saya berpikir Papua adalah daerah yang rawan, tidak ramah untuk anak-anak. Tapi setelah lihat konten Bang Ula, pemikiran saya berubah 180 derajat,” ucap Mayang.
“Ternyata orang-orang Papua sangat polos, tulus dan baik. Anak-anaknya juga adabnya baik dan sopan-sopan, pekerja keras. Anak-anak Papua cerdas-cerdas, dan ingin sekolah tinggi. Tapi mungkin terkendala ekonomi dan infrastruktur di sama,” imbuh Mayang.
Gara-gara mengikuti keseharian Bang Ula dan warga Tingginambut, Mayang sampai berpikir untuk berbagi kasih dengan anak-anak Papua. Pegawai salah satu Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) ini juga hendak mengusulkan pada kantornya untuk menyalurkan CSR ke Tingginambut.
“Gara-gara nonton konten Bang Ula, saya sampai berpikir untuk merawat atau membantu anak Papua sekolah, ikut dengan saya di sini. Saat ini saya tinggal di Malang, bekerja di salah satu BUMN. Untuk jangka dekat mungkin saya akan mengusulkan kantor saya untuk menyalurkan CSR di sana,” ungkap Mayang.
Bripka Syamsuddin Potong Gaji-Gadai Rumah demi Bangun TK-SD Gratis di Ruteng
Mayang pun menilai hubungan antara TNI-Polri dengan masyarakat pedalaman Papua sangat akrab, berdasarkan konten video Bang Ula. Dia menyebut aktivitas barter bahan makanan dan hasil tani warga menghidupkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal di sana.
“Kalo dilihat dari konten-kontennya, masyarakat sangat bergantung dengan TNI-Polri yang bertugas di sana untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari karena penduduknya kan mayoritas berkebun, di sana tidak ada warung. Jadi penduduk barter kebutuhan bahan pokok ke pos TNI-Polri,” ujar Mayang.
“Sementara kadang juga hasil bumi penduduk yang dibarter nilainya tidak seberapa, harga-harga bahan makanan di sana kan mahal karena harus diangkut udara. Sementara gaji anggota TNI-Polri juga terbatas untuk subsidi beli bahan makanan untuk penduduk. maka perlu donasi dari masyarakat dalam bentuk creative economy atau sumbangan langsung. Jadi keberadaan content creator seperti Bang Ula sangat bagus untuk menyambung rantai ekonomi masyarakat,” lanjut dia.
Mayang berpendapat Bang Ula dan para aparat keamanan di Tingginambut berhasil melaksanakan tugas pengamanan dan menjaga kedaulatan NKRI. Berdasarkan informasi yang didapat Mayang tentang kerawanan di Papua, Tingginambut disebut salah satu daerah yang kini aman dari gangguan kejahatan.
“Menurut saya mereka berhasil melakukan pekerjaan mereka ya, dalam dua aspek (yaitu-red) hard dan soft achievement. Hard maksudnya berhasil menjaga keamanan. Kalau soft itu berhasil merebut hati penduduk sehingga berpihak pada NKRI. Infonya dulu Tingginambut itu basis KKB (kelompok kriminal bersenjata-red) sampai dengan tahun 2020-an. Sekarang ini hampir seluruh penduduknya sudah kembali hatinya ke NKRI,” pungkas Mayang.
Bang Ula merupakan anggota Polres Puncak Jaya, tepatnya anggota Polsubsektor Tingginambut. Alumnus Pusdik Brimob Watukosek Tahun 2011 ini lahir dan besar di Papua, meskipun orang tuanya berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Ulagay itu panggilan buat laki-laki, bahasa sini. Kalau kuligay itu perempuan. Awal ngonten itu karena mengisi waktu, di samping kami sehari-hari melayani warga. Terus saya lihat orang luar sana seperti melihat Papua itu seram, mengerikan, karena yang keluar kan berita yang kejam-kejam seperti KKB dan sebagainya,” kata Bang Ula kepada detikcom.
Bang Ula mengaku ingin menunjukkan kehidupan di pedalaman Papua juga damai. “Kami ingin, ‘Iniloh kehidupan riil di pedalaman Papua. Tanpa kami buat-buat, tanpa setting-an, inilah kehidupan kami di pedalaman Papua’,” lanjut dia.
Bang Ula sebelumnya merupakan anggota Sat Brimob Polda Papua dan berdinas di Jayapura. Pada 2021 awal dia dipindahtugaskan ke Tingginambut, Puncak, Papua. Dia lalu mulai membuat konten barter bahan pangan pada pertengahan 2022.
“Alasan konten bahan makanan, sebenarnya awalnya situasi Tingginambut ini termasuk salah satu daerah konflik terbesar dulu, basis OPM terbesar kan di Tingginambut. Selain kami untuk cerita keluar kalau kami melayani masyarakat, agar mereka mereka juga bantu kami menciptakan keamanan dan ketertiban di sini,” terang Bang Ula.
“Alhamdulillah semenjak kami layani mereka, ketika ada orang jahat yang ingin masuk ke Tingginambut, pasti mereka lapor kami. Sudah lama ga ada kejadian di Tingginambut, salah satu faktornya ya kalau ada orang jahat yang mau masuk ke sini, pasti warga sampaikan ke kami, dan warga suruh kami siaga, dan jaga,” imbuh Bang Ula.
Kapolri Ajak Masyarakat Usulkan Polisi Teladan Hoegeng Awards 2024
Dia pun menerangkan tujuan lain dari konten soal kehidupan di Tingginambut, Papua ialah agar masyarakat di perkotaan menjadi manusia yang banyak bersyukur. Bang Ula berharap kehidupan sederhana dan penuh perjuangan warga Tingginambut menjadi pengingat bagi warga lainnya yang hidup lebih beruntung secara kesejahteraan.
“Saya juga belajar dari diri saya, saat di kota saya banyak ngeluh tentang hidup. Tapi di sini, ‘Oh ternyata ada yang lebih susah dari saya’. Jadi saya juga mau nunjukin, ‘Kalian anak-anak muda di sana, di sini anak-anak kecil berjuang hanya untuk sekadar dapat mie instan’,” ucap Bang Ula.
Bang Ula menuturkan sejak memiliki pengikut di media sosial, sejumlah pihak menghubungi dia kerjasama dalam penyaluran bantuan. Bang Ula mengaku dirinya sangat selektif dalam menerima bantuan.
“Kalau yang mau bantu ada saja, banyak yang mau bantu. Tapi saya memang pilah-pilah. Seperti yang mau endorse-endorse itu, saya tidak. Kalau yang benar-benar ikhlas, ya kita bantu salurkan. Jadi nggak semua saya terima,” tegas dia.
Meski menyalurkan bantuan dari donatur, Bang Ula mengaku ogah membiasakan warga menerima bantuan dengan cuma-cuma, karena dia khawatir masyarakat Tingginambut akan ketergantungan bantuan.
“Di lain sisi, saya nggak mau masyarakat sini cuma berharap pada bantuan, nggak mau buat mereka ketergantungan sama bantuan. Kecuali memang lansia, yang memang sudah tidak bisa kerja itu kami yang datangi, kami kasih tanpa barter. Karena yang mereka perlu kan SDM-nya yang dikembangkan,” ujar Bang Ula.
‘Komando’ Bintang Cilik di Konten Bang Ula
Tak hanya barter bahan makanan dengan warga, yang menjadi ciri khas konten Bang Ula. Ada seorang bocah asli Papua bernama Komando, yang juga menarik perhatian para pengikut media sosial Bang Ula.
“Sebenarnya nama dia Komando itu bukan dari saya juga. Saya bertemu dia waktu dia sudah berumur sekitar dua, tiga tahun. Jadi awal nama Komando itu dari teman-teman Satgas Maleo. Pas anak itu lahir ceritanya ada personel Satgas Maleo datang, dia kasih nama Komando. Setelah itu yang kasih nama Komando, gugur dalam salah satu serangan di sini,” terang Bang Ula.
Bang Ula menekankan semua anak di matanya sama-sama spesial, namun Komando unik.Bang Ula menyebut Komando tak segan bercanda dengannya, bahkan mengusilinya, oleh sebab itu Komando sering diikutsertakan dalam kontennya.
“Mereka anak-anak sering main di pos kami. Ketika ada yang barter, Komando ini unik. Dia berani jawab dan kerjain saya. Misalnya macam saya masih tidur, karena dia mau makan mie instan, dia panggil-panggil saya. Saya kan di sini dipanggil Danpos, jadi dia panggil, ‘Danpos, Danpos, ada mobil melapor’. Padahal tidak ada mobil mau lapor, tapi dia kerjain saya biar saya bangun, karena mau makan mie instan,” cerita Bang Ula sambal tertawa.
Karena melihat karakter Komando yang unik, Bang Ula pun mulai mengajari bocah tersebut tentang sikap siap. Oleh sebab itu, jika dilihat di konten Ulagay Tingginambut, Komando selalu menjawab siap g’rak dan tegap g’rak saat namanya dipanggil oleh Bang Ula.
“Lalu saya poles dia sedikit, saya ajari, ‘Ko kalau orang panggil, ko jawab begini’. Alhamdulillah terbentuk. Memang dasarnya anak itu pintar. Sekarang dia 5 tahunan. Banyak yang mau adopsi dia. Kalau sama Komando, mungkin dia sudah anggap saya (sebagai-red) kakak, om, saudara,” kata Bang Ula.
Hoegeng Awards 2024 Bukan Ajang Popularitas
Bang Ula menyebut dia kerap diceritakan soal Komando yang menangis dan merengek kepada orang tuanya untuk bisa bermain ke pos Polsubsektor Tingginambut. “Saya sih mau merawat dia, mengasuh dia, dia tinggal sama saya. Tapi kan SOP-nya tidak bisa masyarakat sipil tinggal sama kami,” tambah Bang Ula.
Bang Ula menuturkan Komando merupakan anak yang pengertian dan berjiwa sosial. Bang Ula pernah berpura-pura hanya memberi satu roti cokelat untuk Komando saat Komando bermain dengan teman-temannya. Namun dari kejauhan, kata Bang Ula, dia melihat Komando berbagi roti cokelat tersebut dengan teman-temannya.
“Saya cuma ngintip, mau tahu, ‘Wah memang anak ini jiwa sosialnya tinggi’ lah. Dan dia malu kalau saya dan teman-teman di sini manggil dia waktu dia sedang sama teman-temannya, dia jadi nggak aktif ngomong. Mungkin dia nggak enak sama teman-temannya,” sebut Bang Ula.
Bang Ula menuturkan berkat adanya pengikut di Youtube dan Instagram, dua anak Papua di Tingginambut disekolahkan ke Jawa oleh seorang donatur. Bang Ula pun cerita ketika ada seorang bayi laki-laki lahir, dan diberinya nama Brigade.
“Alhamdullilah juga berkat ngonten, ada dua anak Papua yang disekolahkan ke Jawa. Tapi itu memang nggak saya publish-kan di medsos. Yang sekolah ke Jawa itu kakaknya Brigade. Nah Brigade itu saya yang kasih nama, umur 8 bulanan, anaknya Mama Supra,” ujar Bang Ula.
Kick off penjaringan kandidat penerima Hoegeng Awards 2024 dimulai pada Jumat (26/1) lalu melalui pengusulan via formulir digital. Pembaca detikcom bisa mengusulkan nama polisi yang dinilai patut jadi teladan melalui tautan ini.
Setelah proses penjaringan selesai, penerima penghargaan Hoegeng Awards 2024 akan diumumkan di acara penganugerahan pada Juli 2024.
Sumber : detik.com